Senin, 22 November 2010

Marah Sebagai Sumber Petaka

Pengkhotbah 7:9; 10:4; Amsal 29:11

Bagaimana cara menangkap kepiting? Ambillah sebatang bambu yang diikat dan diujung tali yang lain diikatkan sebuah batu kecil. Ayunkan bambu agar batu di ujung tali terayun menuju kepiting yang diincar, dengan tujuan untuk mengganggunya. Tindakan yang dilakukan berkali-kali ini akan membuat kepiting itu marah dan menjepit tali dengan capitnya yang kuat. Ketika capit kepiting menjepit, kita harus segera menarik tali dan mengangkat mangsa yang sedang marah itu. Kemudian memasukkanya ke wadah yang sudah disiapkan dan segera memutuskan talinya. Setelah itu kita bisa memasak kepiting sesuai menu yang diinginkan dan menikmati dagingnya yang lezat. Si kepiting menjadi menu di meja makan karena sifatnya yang gampang marah.


Kita sering melihat banyak orang yang jatuh dalam kesulitan atau berbagai-bagai masalah, kehilangan peluang dan jabatan karena tidak bisa mengontrol amarahnya. Marah adalah salah satu bentuk emosi yang negatif, yang jika diikuti akan membuat kita tidak bisa berfikir sehat. Ketika kita mengikuti emosi yang meledak-ledak, kita tidak sadar bahwa kita sudah mengeluarkan kata-kata yang melukai orang-orang yang sebenarnya tidak ingin kita lukai. Ketika emosi negatif itu kita luapkan, kita kehilangan kontrol dan bersikap tidak santun.
Aura si pemarah memancarkan permusuhan, sedangkan hidup mereka yang suka mengontrol emosinya memancarkan kedamaian.
Alangkah ruginya kita jika kehilangan kesempatan untuk memberi dan menerima kasih, untuk membangun hubungan yang harmonis dengan banyak orang hanya karena kita terlalu cepat marah. Label “pemarah” akan membuat kita menjadi orang yang “terpenjara” di dalam jeruji emosi yang kita bangun sendiri, yang memisahkan kita dari situasi hidup yang normal.
Firman Tuhan mengatakan bahwa orang yang punya kasih pasti memiliki penguasaan diri, termasuk penguasaan diri atas emosi. Orang yang dapat menguasai dirinya akan berbahagia, karena dikatakan berbahagialah orang yang membawa damai, mereka akan disukai banyak orang. Karena itu kendalikanlah emosi negatif kita!

“Si pemarah menambah musuh karena emosinya, si pendamai menambah sahabat karena kasihnya” Ester Chim "

Tidak ada komentar: